Logistik – Investasi Proyek OBOR – Investasi Jalur Sutra Baru
Investasi Proyek OBOR – Investasi Jalur Sutra Baru – Mgt Logistik
Rencana Pemerintah China untuk membangkitkan Jalur Sutra untuk perdagangan global di sekitar 68 negara tentu saja membutuhkan investasi yang tidak sedikit.
Dana investasi proyek OBOR yang akan digelontorkan diperkirakan antara $ 4-8 triliun.
Kemungkinan investasi ini akan terus merangkak naik. Hal ini tentu saja merupakan penyesuaian terhadap perkembangan pembangunan infrastruktur yang menopang arus perdagangan di sepanjang Jalur Sutra.
Banyak negara berusaha mempromosikan keunggulan kompetitif negaranya untuk menarik remah-remah kue investasi proyek OBOR termasuk Indonesia.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa investasi proyek OBOR adalah Marshall Plan kedua. Perlu diingat bahwa Marshall Plan merupakan jantung dari regenerasi Eropa setelah Perang Dunia Kedua.
Dan dilihat dari ukuran investasinya, Marshall Plan hanya seperempat belas ukuran dari apa yang sedang dipertimbangkan dalam inisiatif One Belt One Road.
Jadi pertanyaannya adalah skala. Ambisinya sangat besar, dan jumlah uangnya sama besarnya.
Resiko Investasi Proyek OBOR
Ada resiko nyata bahwa di kemudian hari, investasi proyek OBOR ini bisa menjadi sumber pendanaan yang salah kaprah.
Alih-alih berkontribusi pada perdagangan yang lebih besar atau kolaborasi ekonomi yang lebih besar namun malah hanya terbuang sia-sia pada proyek yang seharusnya tidak perlu didanai pada awalnya.
Sumber pendanaan ini secara teoritis mulai bergerak dari perencanaan sketsa-sketsa kasar hingga setidaknya beberapa bentuk yang real.
Kita dapat melihat pelaksanaan kerjasama-kerjasama sebelumnya dari para perusahaan China, salah satunya Liu Gong.
LiuGong sudah melakukan bisnis di 140 negara – 50 di antaranya diberi nama khusus dalam rencana “One Belt, One Road” di China.
Perusahaan ini memproduksi peralatan konstruksi di China, Brazil, India dan Polandia, dan ingin memperluas ke Rusia.
Sekitar sepertiga dari pendapatannya berasal dari luar negeri, dan perusahaan tersebut bertujuan untuk meningkatkannya menjadi 50 persen.
Untuk sampai di sana, LiuGong mengharapkan untuk menginvestasikan setidaknya $ 1 miliar untuk ekspansi internasional.
Bagi perusahaan seperti LiuGong, yang memproduksi crane, dan banyak mesin lainnya lagi, ada keuntungan yang jelas. Pemerintah China akan terlihat membangun infrastruktur maju di negara-negara tetangga.
Akan tetapi bagaimana mereka beroperasi, bagaimana mereka menyebarkan, masih harus ditentukan dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang.
Yang ditakutkan bukan dari profit yang berjalan lambat dari investasi jalur sutra baru ini, tapi lebih kepada resiko politik dan juga resiko pasar, karena di antara negara-negara yang akan dilalui masih memiliki perekonomian yang tidak stabil.
Studi mendalam diperlukan karena bagaimanapun juga , bagi perusahaan-perusahaan di China, investasi jalur sutra baru sangat penting.
Hal ini merupakan strategi untuk memperoleh bisnis di luar China dan menyeimbangkan resiko bisnis dalam negeri. Bagaimana dengan logistik Indonesia agar tetap bergeliat di mata dunia dengan adanya plan raksasa seperti ini, kita masih menantikan kebijakan-kebijakan pemerintah.
Baca juga artikel ilmu logistik lainnya.