Skip to content

MGT LOGISTIK

Memahami Logistik, Ekonomi dan Manajemen

Menu
  • Ekonomi
  • Kepemimpinan
  • Logistik
  • Manajemen
  • Peluang Usaha
  • Profil Perusahaan
  • Uncategorized
Menu

Jenis Strategi Penetapan Harga

Posted on September 16, 2021September 16, 2021 by Oktavian Andra
Jenis Strategi Penetapan Harga

mgt-logistik.com – Jenis Strategi Penetapan Harga – Terdapat dua pendekatan dalam penetapan harga suatu produk yaitu penetapan harga berbasis pasar dan berbasis biaya. Dalam penetapan berbasis pasar, perusahaan akan lebih mempertimbangkan faktor pasar (konsumen dan pesaing) dalam penetapan harga. Sedangkan penetapan harga berbasis biaya, menempatkan biaya produksi menjadi pertimbangan utama dalam menetapkan harga.

Dalam menggunakan dua basis tersebut diatas, terdapat beragam variasi pendekatan yang daapat dilakukan. Berikut adalah jenis strategi penetapan harga yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan:

Basing-point pricing

Pendekatan basing-point pricing adalah adanya penambahan biaya pengiriman ke konsumen berdasarkan lokasi mereka dari titik panduan tertentu. Semakin jauh lokasinya, semakin besar biaya pengiriman den harga produk akan semakin mahal,

By-product pricing

Merupakan strategi penetapan harga di mana produk sampingan dari suatu proses juga dijual secara terpisah dengan harga tertentu untuk memperoleh pendapatan tambahan. Produk sampingan adalah sesuatu yang dihasilkan sebagai hasil sampingan dari produk utama.

Break-even pricing

Strategi ini adalah strategi perusahaan menetapkan harga jual pada titik impas. Tujuan utama perusahaan umumnya untuk meningkatkan penjualan dan pangsa pasar. Perusahaan dimungkinkan mendapatkan keuntungan dari produk lainnya, sehingga memberikan subsidi dari produk yang labanya nol tersebut.

Captive pricing

Perusahaan menetapkan harga yang berbeda untuk produk utama dengan produk aksesoris. Umumnya, harga produk utama lebih murah daripada aksesori produk. Konsep ini akan mengarahkan konsumen untuk membeli produk aksesoris agar fitur utama pada produk dapat berfungsi dengan lebih baik. Strategi ini mirip dengan strategi freemium, dimana perusahaan menawarkan produk inti secara gratis, tetapi memiliki fitur dasar. Strategi harga ini biasanya diterapkan pada produk-produk perangkat lunak.

Competition-based pricing

Strategi penetapan harga dimana perusahaan menetapkan harga untuk produknya setelah mengamati produk pesaing. Harga jual kemungkinannya dapat sedikit dibawah, sama atau diatas harga kompetitor. Jika menetapkan harga dibawah kompetitor, maka keuntungan per-unitnya akan lebih rendah dibandingkan jika menetapkan harga diatas kompetitor. Hal ini akan berpengaruh kepada satuan unit volume yang dapat terjual.

Discriminatory pricing

Strategi dimana perusahaan akan menetapkan harga yang berbeda terhadap kelompok konsumen yang berbeda untuk jenis produk atau layanan yang sama. Faktor yang menjadi pertimbangannya adalah harga reservasi konsumen, dimana seberapa besar harga maksimum yang bersedia dibayarkan oleh konsumsen. Dalam strategi ini harus bisa dipastikan bahwa konsumen yang mendapatkan harga yang lebih murah, tidak menjual kepada konsumen lain dengan harga yang lebih tinggi.

Freight-absorption pricing

Strategi penetapan harga geografis di mana penjual menyerap semua atau sebagian dari biaya pengiriman untuk mendapatkan bisnis yang diinginkan. Penjual mungkin beralasan bahwa jika bisa mendapatkan lebih banyak bisnis, biaya rata-ratanya akan turun dan lebih dari mengimbangi biaya pengiriman tambahannya. Seringkali dilakukan untuk mengamankan penjualan atau kontrak jangka panjang dengan konsumen.

Loss leader pricing

Strategi ini memberi harga produk lebih rendah dari biaya produksinya untuk menarik konsumen atau menjual produk lain yang lebih mahal. Beberapa perusahaan menggunakan strategi loss leading ketika bertujuan untuk menembus pasar baru untuk mendapatkan pangsa pasar dan untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek.

Markup pricing

Markup pricing atau disebut juga denga cost-based pricing adalah penetapan harga dimana perusahaan menambahkan nilai keuntungan kedalam setiap unit produk atau layanan yang dijual. Misalnya nilai unit yang dihasilkan adalah Rp.200 per unit dan perusahaan akan menambahkan 10% untuk keuntungan. Maka harga jual produk tersebut adalah Rp.220 per unit.

Peak-load pricing

Strategi penetapan harga dimana perusahaan memberikan harga yang berbeda kepada konsumen sesuai dengan kondisi permintaan. Misalnya pada penerbangan, dimana tiket akan lebih murah pada musim normal daripada musim liburan.

Predatory pricing

Strategi yang menetapkan harga jual lebih rendah (rugi) dalam upaya menghilangkan persaingan dan membangun hambatan masuk. Hal ini dilakukan untuk mengalihkan konsumen dari kompetitor. Setelah pesaing keluar, perusahaan dapat melakukan peningkatan harga. Strategi ini sering dianggap illegal, karena perusahaan dianggap melakukan praktek anti persaingan.

Prestige pricing

Menetapkan harga yang tinggi untuk memberikan kesan produk yang lebih baik atau superior. Seringkali dilakukan perusahaan untuk menargetkan konsumen yang mencari kualitas produk yang baik dan bersedia bayar harga yang tinggi.

Price skimming

Srategi penetapan harga dimana perusahaan menetapkan harga yang tinggi diawal dan menurunkannya secara perlahan. Umumnya strategi ini dilakukan pada produk-produk dari penemuan terbaru atau produk yang sangat terdeferensiasi.

Product line pricing

Penetapan haraga ini melibatkan pemisahan barang dan layanan ke dalam kategori biaya untuk menciptakan berbagai tingkat kualitas yang dirasakan di benak konsumen. Perusahaan mengelompokkan produk ke dalam kategori biaya. Misalnya dengan menetapkan harga dasar untuk produk dengan model dasar, dan akan menawarkan dengan harga tinggi untuk produk dengan kualitas dan fitur yang lebih baik.

Promotional pricing

Menawarkan harga jual yang lebih rendah dari harga yang umumnya, dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek. Misalnya dengan memberikan diskon harga, menawarkan kupon, bundling prioduk atau lainnya.

Target pricing

Proses memperkirakan harga yang kompetitif di pasar dan menerapkan margin keuntungan standar perusahaan pada harga tersebut untuk mencapai biaya maksimum yang dapat dimiliki produk baru. Dalam hal ini, perusahaan menetapkan harga jual terlebih dahulu, lalu kemudian menyesuaikan dengan fitur produk yang ditawarkan.

Uniform-delivered pricing

Strategi ini adalah kebalikan dari strategi basing-point pricing, dimana konsumen akan mebayar dengan harga yang sama tanpa melihat jarak dari titik pengiriman produk.

Value based pricing

Strategi ini adalah menetapkan harga yang sesuai dengan persepsi yang dirasakan konsumen kepada produk yang ditawarkan. Perusahaan dapat melakukannya dengan melihat harga yang ditetapkan oleh kompetitor sebagai pembanding dalam menantukan harga.

Zone pricing

Strategi penetapan harga dimana perusahaan akan menetapkan harga yang berbeda pada zona atau kawasan yang berbeda. Jika berdasarkan lokasi dari pengiriman, maka akan disebut basing point pricing. Selain berdasarkan jarak dari titik pengiriman, terdapat faktor lain juga sebagai pertimbangan dalam menetapkan zona misalnya jumlah pesaing dalam masing-masing wilayah, infrastruktur untuk transportasi dan kepadatan penduduk di wilayah tersebut.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RSS KARGOKU.ID

  • 10 Perusahaan Distributor di Indonesia yang Punya Jaringan Kuat dan Pengaruh Besar
  • Green Logistik: Solusi Bisnis Hemat, Efisien, dan Ramah Lingkungan yang Semakin Dibutuhkan
  • Pengaruh E-commerce terhadap Sistem Distribusi Logistik: Perubahan, Tantangan, dan Peluang
  • Konsultan Bisnis: Pendamping Strategis untuk Kesuksesan Usahamu
  • Waspada Angkut Barang Overload, Ini Risiko dan Solusinya!
  • Kirim Cepat Tanpa Ribet: Pilih Pengiriman Sameday dan Instan!
  • Manfaat Jasa Konsultan SEM untuk Pertumbuhan Bisnis Digital
  • Waspadai Dampak Lingkungan Tambang Nikel!
  • Tambang Nikel: Mengenal Lebih Dekat Industri Strategis yang Menggerakkan Dunia Modern
  • Admin Logistik Adalah Profesi Kunci yang Kerap Diabaikan, Tapi Sangat Vital—Kamu Perlu Tahu Ini

Recent Posts

  • Mengenal Jenis Usaha Perdagangan: Panduan Lengkap Memulai Bisnis Berdasarkan Kategori Usahanya June 16, 2025
  • Konsolidasi dalam Dunia Logistik: Strategi Efisiensi untuk Bisnis yang Kompetitif June 16, 2025
  • KPI Perusahaan Adalah Penentu Arah dan Keberhasilan Bisnis: Panduan Lengkap untuk Memahaminya June 16, 2025
  • Memahami Persediaan Barang Dagang: Kunci Stabilitas Bisnis dan Pengambilan Keputusan yang Efisien June 16, 2025
  • Rumus HPP Penjualan: Kunci Menghitung Keuntungan Bisnis Secara Akurat June 16, 2025
  • Pengertian Standard Costing: Alat Penting dalam Pengambilan Keputusan Bisnis June 16, 2025
  • Tugas Marketing Adalah Kunci Sukses Bisnis: Panduan Strategis untuk Memahami Perannya June 16, 2025
  • Hubungan Tokopedia dan TikTok Shop: Kolaborasi Baru dalam Dunia Digital Ekonomi June 16, 2025
  • Sistem Warehouse: Fondasi Kuat dalam Manajemen Logistik Modern June 16, 2025
  • Perbedaan Routing dan Scheduling: Kunci Efisiensi dalam Logistik dan Manajemen Bisnis June 16, 2025
  • Bisnis Kecil Butuh Digital Marketing, Bukan Cuma Feed Estetik
  • Kenapa Follower Banyak Tapi Penjualan Sepi? Ini Penyebab Umumnya
  • Strategi Marketing: 5 Pertanyaan Ini Bisa Mengungkap Apakah Strategi Marketingmu Sudah Efektif atau Belum
  • Menjelang Era Baru Digital: Mengapa Tren Digital Marketing 2025 Layak Dicermati
  • Penyebab Penjualan Turun: Informasi Penting yang Harus Kamu Ketahui agar Bisnis Tidak Merugi
©2025 MGT LOGISTIK Developed by Transpedia Nusantara