Supply Chain adalah sebuah sistem yang mengatur atau mengelola arus barang ataupun jasa. Mulai bahan baku dari pemasok (supplier) hingga menjadi barang jadi yang sudah siap dikonsumsi oleh konsumen.
Untuk itu banyak hal yang terkait di dalam supply chain ini, sebut saja di antaranya adalah inventory bahan baku atau pun barang setengah jadi, manufacturing, transportasi, hingga sampai distribusi barang.
Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, supply chain adalah rantai pasok yang mempunyai arti urut-urutan proses (seperti rantai) mulai dari pembelian bahan baku sampai barang jadi siap untuk digunakan.
Contoh kasus penerapan supply chain adalah sebagai berikut:
Untuk lebih memahami apa itu suppy chain, maka kita akan mengambil contoh kasus sebuah Pabrik Sepatu yang sudah beroperasi dan memiliki konsumen dalam dan luar negeri. Maka kegiatan Supply Chain Management akan seperti ini:
Procurement
Procurement atau pengadaan bahan baku. Hal-hal yang akan dikelola adalah mulai dari siapa yang akan memasok bahan baku sepatu (seperti kulit, karet untuk sol sepatu, dan sebagainya), apakah perlu dilakukan impor bahan baku nya, kapan penyediaan bahan baku yang tepat.
Jika memang perlu impor selain penentuan supplier luar negerinya, perlu dipikirkan juga perusahaan jasa yang bisa melakukan atau membantu proses impor ini.
Dan apakah perusahaan jasa impor tersebut juga sekaligus sebagai penyedia jasa angkutan (transporter) yang bisa membawa bahan baku impor tersebut hingga sampai di gudang penyimpanan.
Inventory
Setelah semua bahan baku sudah siap maka perlu dilakukan pengontrolan terhadap penyimpanannya. Pemilahan saat penyimpanan barang atau bahan baku menjadi sangat penting dalam hal ini.
Contoh: bahan baku seperti kulit binatang asli misalnya tidak boleh digabung dengan penyimpanan bahan kimia untuk pembersih. Atau penyimpanannya diharuskan pada temperatur tertentu.
Kemudian barang-barang yang masuk ke dalam gudang juga perlu dicatat waktu masuknya, batch record, suppliernya.
Karena nantinya akan sangat bermanfaat pada saat barang tersebut akan digunakan untuk kegiatan produksi.
Beberapa pabrik menggunakan sistem FIFO (First In First Out). Artinya barang yang masuk terlebih dahulu ke dalam gudang maka akan jadi prioritas untuk digunakan lebih dulu dibandingkan dengan yang terakhir masuknya.
Ada juga yang menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out). Artinya bahan baku yang kadaluarsanya lebih awal maka akan jadi prioritas untuk digunakan terlebih dahulu.
Production/Manufacturing
Setelah bahan baku sudah tersedia di gudang maka aktifitas yang dikelola selanjutnya dalam Supply Chain adalah proses produksi.
Sederhananya adalah proses pembuatan barang jadi dari seluruh bahan baku yang diperlukan, sehingga ada beberapa hal yang perlu jadi pertimbangan.
Contohnya: jumlah yang akan diproduksi, waktu produksi, jumlah operator yang dibutuhkan, jumlah mesin atau alat bantu yang dibutuhkan, dan masih banyak lagi.
Distribution
Barang jadi yang sudah dihasilkan maka perlu didistribusikan atau diteruskan hingga mencapai kepada pelanggan.
Untuk pelanggan yang ada di luar negeri maka sama seperti waktu mau melakukan impor bahan baku. Apakah perlu juga menggunakan perusahaan jasa untuk membantu urusan ekspor hingga mencapai pelanggan di luar negeri.
Kadangkala barang-barang jadi dari pabrik tidak bisa langsung didistribusikan oleh pabrik tersebut hingga langsung ke tangan pengguna.
Mereka butuh perusahaan yang khusus melakukan distribusi barang atau sering disebut Distributor yang fungsinya akan melakukan distribusi barang kepada pelanggan langsung atau melalui agen-agen penjual.
Customer Service
Berikutnya yang menjadi aspek dalam supply chain adalah customer service. Yaitu sebagai sub sistem yang mengelola informasi ataupun pertanyaan dari pelanggan, pemasok, distributor, ataupun agen yang menyangkut produk yang dihasilkan.
Kadang bagian ini seringkali dilupakan atau ditiadakan dalam bagian supply chain management. Padahal bagian ini menjadi sesuatu yang sangat krusial di dalam menjalankan sebuah pabrik ataupun usaha lainnya.
Demikian beberapa aspek atau kegiatan yang dikelola di dalam sebuah supply chain.
Tetapi sebenarnya masih ada beberapa hal lainnya yang kadang menjadi bagian atau sub sistem di supply chain. Hal itu seperti: pengembangan produk baru, pengelolan informasi teknologi.
Supply Chain vs Logistic
Supply chain mangement sering dianggap sebagai bentuk baru dari logistic management, karena yang dikelola hampir mirip menurut beberapa orang.
Tetapi tidak demikian sebenarnya, logistik lebih fokus bagaimana perpindahan barang dari satu tempat ke tempat lain dapat terjadi dengan lancar dan efisien.
Sedangkan supply chain management jauh lebih luas dari itu, seperti yang sudah dicontohkan di atas tadi.
Logistik menjadi bagian dari supply chain, untuk memastikan arus barang dapat mengalir dengan lancar dan efisien dari satu tempat ke tempat lain.
Ada sebuah analogi dari sebuah olahraga sepakbola yang cukup baik dan mudah untuk Anda memahami perbedaan antara supply chain dan logistik.
Logistik bisa dianggap atau diibaratkan sebagai penyerang di sebuah tim sepakbola. Sedangkan Supply Chain adalah sang manager atau pelatih tim tersebut.
Keduanya baik pelatih ataupun penyerang sama-sama mempunyai tujuan akhir yang sama, yaitu memenangkan pertandingan. Tetapi sang pelatih mempunyai perencanaan yang lebih luas dan menyeluruh terhadap sebuah strategi permainan. Sedangkan tugas penyerang adalah melihat peluang untuk melakukan gol ke gawang lawan berdasarkan pola permainanan yang direncanakan oleh sang pelatih tersebut.
Baca artikel lain : Fungsi Distribusi Di Dalam Industri
Terimakasih, Artikenya mudah dipahami https://kargoku.id/pengertian-manajemen-logistik/