Skip to content

MGT LOGISTIK

Memahami Logistik, Ekonomi dan Manajemen

Menu
  • Home
  • Logistik
  • Ekonomi
  • Manajemen
  • Peluang Usaha
  • Kepemimpinan
Menu
pareto chart

Tips Membuat Diagram Pareto dengan Mudah

Posted on February 13, 2025February 13, 2025 by Oktavian Andra

Diagram Pareto adalah salah satu alat penting dalam dunia manajemen industri, terutama dalam pengendalian mutu dan peningkatan efisiensi operasional. Jika Anda mempelajari ilmu manajemen industri, tentu sudah tidak asing lagi dengan konsep ini. Diagram ini membantu mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah yang paling signifikan dalam suatu proses, sehingga perbaikan dapat difokuskan pada aspek yang memberikan dampak terbesar.

diagram pareto

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang pengertian Diagram Pareto, cara membuatnya, manfaatnya, serta kapan dan bagaimana diagram ini digunakan dalam manajemen industri.

Pengertian dan Konsep Diagram Pareto

Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan distribusi kejadian berdasarkan prinsip Pareto, yang dikenal sebagai Prinsip 80/20. Prinsip ini menyatakan bahwa sekitar 80% dampak berasal dari 20% penyebab. Dalam konteks manajemen industri, hal ini berarti bahwa sebagian besar masalah dalam suatu proses biasanya disebabkan oleh sedikit faktor utama.

Grafik Pareto disusun dengan batang yang menunjukkan frekuensi atau dampak dari suatu masalah, diurutkan dari yang paling tinggi ke yang paling rendah. Selain itu, diagram ini sering dilengkapi dengan garis kumulatif yang membantu menganalisis kontribusi masing-masing faktor terhadap keseluruhan permasalahan.

Dengan menggunakan Diagram Pareto, perusahaan dapat mengidentifikasi masalah utama yang perlu segera ditangani dan mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien.

Manfaat Diagram Pareto dalam Manajemen Industri

Diagram Pareto memiliki berbagai manfaat, di antaranya:

  1. Menentukan Prioritas Perbaikan
    Dengan mengidentifikasi masalah yang paling berdampak, perusahaan dapat fokus pada perbaikan yang memberikan hasil terbaik.
  2. Meningkatkan Efisiensi Operasional
    Dengan menangani penyebab utama masalah, perusahaan dapat mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi proses.
  3. Membantu Pengambilan Keputusan
    Diagram Pareto memberikan gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor utama yang mempengaruhi kinerja, sehingga membantu dalam pengambilan keputusan berbasis data.
  4. Memudahkan Komunikasi Data
    Dengan visualisasi yang sederhana dan mudah dipahami, Diagram Pareto memudahkan komunikasi antara tim manajemen dan operasional.
  5. Mengoptimalkan Sumber Daya
    Sumber daya perusahaan, seperti tenaga kerja, waktu, dan biaya, dapat dialokasikan lebih efektif ke area yang paling membutuhkan perhatian.

Baca juga: contoh surat jalan pengiriman

Langkah-Langkah Membuat Diagram Pareto

Diagram Pareto dapat dibuat dengan mengikuti langkah-langkah sistematis berikut. Setiap langkah memainkan peran penting dalam memastikan bahwa diagram yang dihasilkan akurat dan memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti.

1. Identifikasi Permasalahan

Langkah pertama dalam pembuatan Diagram Pareto adalah menentukan masalah yang ingin dianalisis. Masalah ini bisa berupa kendala dalam produksi, kualitas produk, efisiensi operasional, layanan pelanggan, atau aspek lain dalam bisnis.

Contoh:
Dalam industri manufaktur, sering ditemukan berbagai jenis cacat produk, seperti:

  • Cat yang tidak merata
  • Bagian yang rusak atau pecah
  • Komponen yang tidak sesuai spesifikasi
  • Kesalahan dalam perakitan

Dalam layanan pelanggan, permasalahan yang sering terjadi mungkin termasuk:

  • Waktu respons yang lambat
  • Keluhan tentang produk atau layanan
  • Kesalahan dalam pengiriman barang

Dengan mengidentifikasi permasalahan utama, Anda dapat menentukan fokus analisis untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas.

2. Kumpulkan Data

Setelah masalah diidentifikasi, langkah berikutnya adalah mengumpulkan data yang relevan dalam periode waktu tertentu.

  • Pilih rentang waktu untuk analisis, misalnya data selama satu minggu, satu bulan, atau satu kuartal.
  • Kumpulkan informasi tentang jumlah kejadian dari setiap masalah yang terjadi.
  • Pastikan data yang diperoleh akurat dengan mencatat setiap kejadian secara sistematis.

Contoh:
Jika sebuah pabrik mengidentifikasi cacat produk sebagai masalah utama, mereka dapat mengumpulkan data tentang berapa kali setiap jenis cacat terjadi selama sebulan. Jika perusahaan layanan pelanggan ingin menganalisis keluhan, mereka dapat mencatat jenis keluhan yang paling sering diajukan oleh pelanggan.

3. Catat Frekuensi Kejadian

Setiap kejadian yang tercatat harus dikategorikan dan dihitung jumlah kemunculannya. Data ini nantinya digunakan untuk menyusun diagram.

Misalnya, setelah menganalisis data selama satu bulan, sebuah perusahaan manufaktur menemukan daftar frekuensi cacat berikut:

  • Cat tidak merata: 50 kejadian
  • Komponen tidak sesuai spesifikasi: 30 kejadian
  • Bagian rusak: 20 kejadian
  • Kesalahan perakitan: 10 kejadian

Data ini akan menjadi dasar dalam pembuatan grafik Pareto.

4. Susun Data dalam Urutan Menurun

Setelah mencatat jumlah kejadian dari setiap masalah, langkah berikutnya adalah mengurutkan data dari yang paling sering terjadi hingga yang paling jarang terjadi.

Misalnya, dari contoh sebelumnya, data akan diurutkan seperti ini:

  1. Cat tidak merata – 50 kejadian
  2. Komponen tidak sesuai spesifikasi – 30 kejadian
  3. Bagian rusak – 20 kejadian
  4. Kesalahan perakitan – 10 kejadian

Dengan mengurutkan data dari frekuensi tertinggi ke terendah, Anda dapat dengan mudah melihat masalah utama yang perlu segera diperbaiki.

5. Hitung dan Buat Kumulatif Persentase

Setelah mengurutkan data, langkah berikutnya adalah menghitung persentase kumulatif dari masing-masing kategori masalah.

Cara Menghitung Persentase Kumulatif:

  1. Hitung total kejadian: 50 + 30 + 20 + 10 = 110 kejadian
  2. Hitung persentase masing-masing kejadian:
    • Cat tidak merata: (50/110) × 100 = 45,5%
    • Komponen tidak sesuai spesifikasi: (30/110) × 100 = 27,3%
    • Bagian rusak: (20/110) × 100 = 18,2%
    • Kesalahan perakitan: (10/110) × 100 = 9,1%
  3. Hitung persentase kumulatif:
    • Cat tidak merata: 45,5%
    • Cat tidak merata + Komponen tidak sesuai spesifikasi: 45,5% + 27,3% = 72,8%
    • Ditambah Bagian rusak: 72,8% + 18,2% = 91%
    • Ditambah Kesalahan perakitan: 91% + 9,1% = 100%

Persentase kumulatif ini penting untuk menentukan faktor utama yang perlu diperbaiki terlebih dahulu.

6. Buat Diagram dalam Bentuk Grafik Batang dan Garis

Setelah menghitung persentase kumulatif, data tersebut divisualisasikan dalam bentuk Diagram Pareto.

  • Sumbu horizontal (X): Kategori masalah, diurutkan dari yang paling sering terjadi ke yang paling jarang.
  • Sumbu vertikal kiri (Y): Frekuensi kejadian atau jumlah kasus yang terjadi.
  • Sumbu vertikal kanan (Y2): Persentase kumulatif.
  • Batang diagram: Mewakili jumlah kejadian masing-masing masalah.
  • Garis kumulatif: Menunjukkan persentase kumulatif dari setiap kategori masalah.

Dalam contoh di atas, grafik akan menunjukkan bahwa dua masalah pertama (cat tidak merata dan komponen tidak sesuai spesifikasi) mencakup lebih dari 70% dari total kejadian. Ini menunjukkan bahwa perbaikan sebaiknya difokuskan pada dua masalah utama ini terlebih dahulu.

7. Analisis dan Tindak Lanjut

Setelah diagram dibuat, langkah terakhir adalah melakukan analisis dan menentukan tindakan perbaikan.

Langkah-langkah dalam analisis:

  • Identifikasi pola: Masalah apa yang paling sering terjadi? Apakah ada hubungan antara masalah-masalah tersebut?
  • Tentukan akar penyebabnya: Mengapa masalah ini sering terjadi? Apakah disebabkan oleh kesalahan manusia, peralatan, bahan baku, atau proses produksi?
  • Susun strategi perbaikan: Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah utama ini?
  • Bandingkan hasil sebelum dan sesudah perbaikan: Setelah tindakan dilakukan, buat kembali Diagram Pareto untuk melihat apakah ada peningkatan atau pengurangan masalah.

Contoh Analisis dan Tindak Lanjut:
Jika Diagram Pareto menunjukkan bahwa cat tidak merata adalah penyebab utama cacat produk, maka perusahaan dapat melakukan perbaikan seperti:

  • Mengganti atau memperbaiki alat semprot cat.
  • Memberikan pelatihan tambahan kepada operator produksi.
  • Menggunakan bahan baku cat yang lebih berkualitas.

Setelah implementasi perbaikan, data baru dikumpulkan dan Diagram Pareto diperbarui untuk melihat apakah jumlah cacat telah berkurang secara signifikan.

Kapan Menggunakan Diagram Pareto?

Diagram Pareto dapat digunakan dalam berbagai situasi, seperti:

  • Menganalisis data tentang frekuensi masalah atau penyebab dalam suatu proses produksi atau layanan.
  • Menentukan prioritas masalah yang harus segera ditangani untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan.
  • Mengidentifikasi penyebab utama dari suatu permasalahan dalam manajemen mutu.
  • Mengomunikasikan data dan temuan kepada pihak lain secara visual agar lebih mudah dipahami.

Diagram ini sangat berguna di berbagai industri, seperti manufaktur, layanan pelanggan, perawatan kesehatan, teknologi informasi, dan banyak lagi.

Contoh Penggunaan Diagram Pareto di Industri

Diagram Pareto digunakan di berbagai sektor industri untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang paling signifikan. Dengan prinsip 80/20, diagram ini membantu perusahaan fokus pada faktor utama yang mempengaruhi kualitas, efisiensi, dan produktivitas. Berikut adalah beberapa contoh penerapan Diagram Pareto di berbagai industri.

1. Industri Manufaktu

Masalah: Cacat produk dalam proses produksi

Di sektor manufaktur, kualitas produk sangat penting untuk menjaga kepuasan pelanggan dan mengurangi biaya akibat produk cacat. Dalam sebuah pabrik produksi elektronik, manajer kualitas ingin mengetahui jenis cacat produk yang paling sering terjadi.

Langkah-langkah yang dilakukan:

  1. Mengumpulkan data selama satu bulan tentang berbagai jenis cacat yang terjadi di lini produksi.
  2. Mencatat jumlah kejadian untuk setiap jenis cacat, misalnya:
    • Komponen tidak sesuai spesifikasi: 120 kasus
    • Kabel terputus: 90 kasus
    • Cat tidak merata: 60 kasus
    • Kesalahan dalam pemasangan: 40 kasus
    • Kerusakan fisik akibat transportasi: 30 kasus
  3. Membuat Diagram Pareto untuk mengurutkan cacat dari yang paling banyak hingga paling sedikit.

Hasil: Diagram Pareto menunjukkan bahwa 80% dari total cacat disebabkan oleh dua masalah utama, yaitu komponen tidak sesuai spesifikasi dan kabel terputus. Dengan mengetahui hal ini, manajemen dapat:

  • Meningkatkan inspeksi kualitas bahan baku sebelum digunakan dalam produksi.
  • Melatih karyawan untuk lebih teliti dalam pemasangan komponen.
  • Menggunakan pemasok yang lebih andal untuk komponen elektronik.

Dengan mengambil tindakan pada dua penyebab utama ini, jumlah produk cacat dapat dikurangi secara signifikan.

2. Layanan Pelanggan

Masalah: Keluhan pelanggan terhadap layanan

Perusahaan layanan pelanggan sering menghadapi berbagai jenis keluhan, mulai dari keterlambatan respons hingga kesalahan dalam penagihan. Diagram Pareto membantu tim customer service memahami keluhan utama yang paling sering diajukan pelanggan.

Langkah-langkah yang dilakukan:

  1. Mengumpulkan data dari laporan keluhan pelanggan selama tiga bulan.
  2. Mengidentifikasi dan mencatat kategori keluhan, misalnya:
    • Waktu respons yang lambat: 200 kasus
    • Kesalahan dalam tagihan: 150 kasus
    • Produk rusak saat pengiriman: 120 kasus
    • Kesalahan dalam pemrosesan pesanan: 80 kasus
    • Ketidaksopanan staf layanan pelanggan: 50 kasus
  3. Membuat Diagram Pareto untuk menentukan keluhan yang paling sering terjadi.

Hasil: Dari analisis, ditemukan bahwa lebih dari 75% keluhan berasal dari dua masalah utama, yaitu waktu respons yang lambat dan kesalahan dalam tagihan. Dengan informasi ini, perusahaan dapat:

  • Mengoptimalkan sistem layanan pelanggan dengan chatbot atau peningkatan jumlah agen customer service.
  • Melakukan audit dan peningkatan akurasi sistem penagihan untuk mencegah kesalahan dalam faktur.

Dengan menyelesaikan dua masalah utama ini, kepuasan pelanggan dapat meningkat secara signifikan.

3. Sektor Kesehatan

Masalah: Keterlambatan dalam perawatan pasien

Di rumah sakit atau klinik, keterlambatan dalam memberikan perawatan dapat berdampak buruk bagi keselamatan pasien. Diagram Pareto dapat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab keterlambatan dan mengoptimalkan pelayanan kesehatan.

Langkah-langkah yang dilakukan:

  1. Mengumpulkan data dari laporan keterlambatan pasien dalam menerima perawatan di unit gawat darurat selama enam bulan.
  2. Mengidentifikasi penyebab keterlambatan, seperti:
    • Waktu tunggu pendaftaran: 300 kejadian
    • Kekurangan tenaga medis: 250 kejadian
    • Proses administrasi yang lama: 150 kejadian
    • Kurangnya peralatan medis: 100 kejadian
    • Transportasi pasien yang lambat: 50 kejadian
  3. Menganalisis Diagram Pareto untuk menemukan penyebab utama keterlambatan.

Hasil: Diagram Pareto menunjukkan bahwa waktu tunggu pendaftaran dan kekurangan tenaga medis mencakup lebih dari 70% total keterlambatan. Untuk mengatasi masalah ini, manajemen rumah sakit dapat:

  • Meningkatkan sistem pendaftaran online untuk mempercepat proses administrasi.
  • Merekrut lebih banyak tenaga medis atau mengatur jadwal kerja yang lebih efisien.

Dengan melakukan perbaikan ini, keterlambatan dalam perawatan pasien dapat dikurangi, meningkatkan keselamatan dan kepuasan pasien.

4. Industri Teknologi dan IT

Masalah: Downtime sistem dan bug dalam perangkat lunak

Dalam industri teknologi, gangguan sistem (downtime) atau bug dalam perangkat lunak dapat berdampak besar pada pengalaman pengguna dan kinerja bisnis. Diagram Pareto dapat membantu tim pengembang perangkat lunak memahami faktor utama yang menyebabkan masalah.

Langkah-langkah yang dilakukan:

  1. Menganalisis laporan bug dan insiden downtime dalam tiga bulan terakhir.
  2. Mengategorikan penyebab utama, seperti:
    • Kesalahan dalam kode program: 180 kejadian
    • Kegagalan server: 140 kejadian
    • Ketidaksesuaian perangkat lunak dengan sistem operasi: 100 kejadian
    • Masalah keamanan atau serangan siber: 80 kejadian
    • Koneksi jaringan yang tidak stabil: 60 kejadian
  3. Membuat Diagram Pareto untuk mengidentifikasi penyebab utama yang harus diatasi terlebih dahulu.

Hasil: Diagram Pareto menunjukkan bahwa kesalahan dalam kode program dan kegagalan server merupakan penyebab utama gangguan, mencakup hampir 70% dari total kejadian. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat:

  • Mengimplementasikan prosedur pengujian perangkat lunak yang lebih ketat sebelum rilis produk.
  • Meningkatkan infrastruktur server atau menggunakan layanan cloud yang lebih andal.

Dengan menerapkan solusi ini, perusahaan dapat meningkatkan keandalan sistem mereka dan mengurangi risiko gangguan bagi pengguna.

Kesimpulan

Diagram Pareto adalah alat yang sangat berguna dalam manajemen industri untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah yang paling signifikan. Dengan mengikuti prinsip 80/20, perusahaan dapat fokus pada faktor yang memberikan dampak terbesar, sehingga meningkatkan efisiensi dan kualitas operasional.

Dengan memahami cara membuat dan menggunakan Diagram Pareto, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih cerdas, mengalokasikan sumber daya dengan lebih baik, dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. Oleh karena itu, setiap perusahaan, baik besar maupun kecil, sebaiknya mempertimbangkan penggunaan Diagram Pareto sebagai bagian dari strategi manajemen mutu dan efisiensi operasional mereka.

Artikel ini sekarang memiliki lebih banyak informasi, contoh penggunaan di berbagai industri, serta penjelasan yang lebih mendalam agar lebih komprehensif. Jika Anda memerlukan revisi lebih lanjut, silakan beri tahu saya!

Baca Juga: Strategi Dalam Menjaga Retensi Pelanggan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RSS KARGOKU.ID

  • SKU Adalah Kunci Rahasia di Balik Tertibnya Bisnis Ritel dan Inventaris
  • Cara Buat Surat Perjanjian Hutang: Kisah di Balik Sebuah Komitmen Hitam di Atas Putih
  • Mengungkap Pentingnya Certificate of Analysis dalam Dunia Bisnis Modern
  • Apa Itu Multilateral? Kisah Sebuah Dunia yang Terhubung Lewat Kerja Sama Global
  • Ide Jualan di Sekolah SD yang Menarik dan Menguntungkan
  • Barang Ekspor Indonesia: Menjelajah Kisah di Balik Gerbang Perdagangan Dunia
  • Cara Memilih Grosir Pakaian yang Tepat untuk Kesuksesan Bisnis UMKM
  • Apa Itu Collectibles? Menyelami Dunia Koleksi yang Penuh Cerita dan Nilai
  • UKM dan UMKM: Pilar Ekonomi Indonesia yang Tak Tergoyahkan
  • 20 Ide Bisnis Online di Indonesia yang Akan Menjadi Tren di Tahun 2025

Recent Posts

  • Jobdesk Admin Gudang: Peran Penting di Balik Kelancaran Operasional Gudang May 18, 2025
  • Cold Storage Adalah: Solusi Penyimpanan Modern untuk Produk yang Butuh Suhu Stabil May 18, 2025
  • Salesman Taking Order Adalah: Peran Penting yang Sering Diabaikan dalam Dunia Penjualan May 18, 2025
  • Pengiriman Kargo Adalah: Panduan Lengkap Kirim Barang Skala Besar May 18, 2025
  • Apa Itu Warehouse Staff? Mengenal Peran, Tugas, dan Peluang Karier di Dunia Logistik May 18, 2025
  • Engkel Pick Up Deliveree: Solusi Pengiriman Cepat dan Efisien untuk Bisnismu May 17, 2025
  • Split Payment Adalah: Solusi Pembayaran Fleksibel dalam Bisnis Modern May 17, 2025
  • Lacak Anteraja: Panduan Lengkap untuk Melacak Paketmu dengan Mudah dan Cepat May 17, 2025
  • FOB Destination Adalah: Pengertian, Mekanisme, dan Pengaruhnya Bagi Bisnis Logistik May 17, 2025
  • Material Handling Adalah Proses Penting dalam Industri: Ini Manfaat dan Penjelasannya May 17, 2025
  • Kesalahan Fatal Laporan Keuangan: Cerita di Balik Angka yang Membuat Bisnis Terpuruk
  • Apa Guna NPWP? Memahami Pentingnya Nomor Pokok Wajib Pajak dalam Kehidupan Sehari-hari
  • CV dan PT: Memahami Pilihan Terbaik untuk Memulai Bisnis Anda
  • Apa Itu Hak Kekayaan Intelektual dan Jenisnya? Memahami Aset Tak Terlihat yang Bernilai Tinggi
  • Apa Itu Loyalty Program? Strategi Jitu Meningkatkan Pelanggan Setia Bisnismu
©2025 MGT LOGISTIK Developed by Transpedia Nusantara